kau yang menjenguk ku ketika aku duduk lesu di lantai tlotoar jalan sudirman
menghadap dan menatap tong yang penuh berisi surat² gadai ku
dan disitulah tanggung jawabku tumpah kepada arloji seiko,
sepatu lotto kaos oblong dros celana kalung platina dan radio ban merek telesonik. aku tidak sinting
kau yang melihatku ketika aku lari dengan kaki kesemutan mengejar
perempuan malam sudirman tinggalkan engkau yang nampak bengong disekat angin malam yang membacok tulang
Dan disitulah ku kejar surga semu dari Sumia, Denok, Laila,
Majenun, siti saliha, neneng warsiah, Iinasarina dan rukmini binti eceng gondok wati. aku tidak sinting,
kau yang menyaksikan ketika aku mabuk dan ngecapruk hingga hampir disergap petugas pertahanan sipil lantaran saban waktu lupadiri berteriak pidato seperti Kennedy Presiden Ragen yang kampanye.
Dan disitulah dendam ku tumbuh subur pada Jonie Walker, esKozi, N-BeNapoleon, Martini, Mansien, putau, Colombus, dan arak tradisional kencing Kuda. Aku tidak sinting.
Kau yang nangis terisak ketika aku dikandangi diseksi tiga, lantaran kelakuanku yang dituduh mengganggu KAMTIBMAS, serta ketika mabuk aku pernah menampar seorang wanita Tua, yang demi Tuhan aku tidak menyangka kalau Ia istri perwira POLISI, aku tidak sinting tetapi celaka apalagi sinting pasti lebih celaka.
Aku tidak sinting tetapi celaka, apalagi sinting pasti lebih celaka…..
No comments:
Post a Comment